Mas Jujur sedang memberi materi |
Oleh Mega octaviani dan Kell Allan
Dalam sebuah
film, yang pertama kali diperhatikan adalah cerita. Tidak semua cerita bisa
jadi film karena ada kriteria khusus yang bisa dijadikan cerita untuk film. Dalam
workshop Writer’s Lab bersama Jujur Prananto, belia membeberkan beberapa point,
sebagai berikut.
1.
Premis ide dasar
Cerita
yang hars di filmkan seharusnya secara sederhana bisa dirumuskan kedalam premis
“Bagaimana Jika lalu dilanjutkan dan
kemudian” karena itu bia lebih mempermudah
untuk memperkuat ide awal.
Bisa dicontohkan seperti, “Bagaimana
jika seorang gadis yang
sangat membenci teman sekelasnya dalam suatu kondisi malah harus menyelamatkannya
dan kemudian ia pun erjebak dalam pertualangan yang merubah
pandangannya terhadap temannya itu” (Petualangan Sherina oleh Jujur Prananto)
2.
Siapa
tokoh utamamu?
Untuk menambah kelayakan untuk ditonton, karakter atau tokoh
yang ada dalam cerita tersebut harulah menarik bagi penonton. Menarik disini
bukan berarti harus disukai penonton karena kebaikannya, tapi menarik dalam
artian bisa membuat penonton untuk terus menonton mengikuti kisahnya. Baik itu
karakternya jahat atau apalah.
3.
Tokoh utamamu pingin apa maunya apa?
Selain itu, cerita yang sangat menarik yaitu cerita yang
menuntun pononton untuk mengikuti apa sebenarnya kehendak dari sang karakter
tersebut. Tapi dalam menginginkan sesuatu, sungguh sangat onoton tanpa
hambatan.
Bisa dilihat dari contoh film James Bond. Sudah berapa banyak
episodenya, tapi mengapa setiap ada keluaran film terbarunya pasti semua orang
pada pengen nonton? Semua orang tahu di ending cerita, pasti james bond akan
menang. Lalu kenapa mereka tetap menontonnya? Itu karena mereka ingin tahu
bagaimana caranya james bond menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Begitu pula
dengan film yang lainnya
Premis
: Karakter sangat ingin mendapatkan sesuatu tetapi mendapat hambatan
4.
Siapa
yang menghalangi?
Yang enghambat
sebenarnya tidak hanya tertuju kepada SIAPA, tapi lebih ke APA? Hambatan tidak
hanya berupa manusia. Bukan manusia pun bisa menghambat manusia. Seperti cuaca,
waktu, hewan buas, dan lainnya.
Sebuah
Film berjudul BURIED bisa diambil contoh.
Dalam film itu hanya ada satu karakter saja. Tidak ada figuran. Yang ada Cuma,
sebuah peti yang mengurungnya dan beberapa peralatan yang bisa membantunya. Tidak
ada orang yang mengambat keinginnannya, yaitu supaya terbebas dari sana karena
yang menghambatnya peti itu sendiri. Dan waktu yang terus berjalan ikut
menambah beberapa hambatan, seperti oksigen yang kurang, seekor ular, pasir
yang mulai penuh, dan lain-lain.
5.
Bagaimana
cara tokoh utamamu mendapatkannya?
Film itu
akan sangat menarik jika sang tokoh utama mencapai keinginannya dan mengurangi
hambatan dengan cara yang unik. sebenarnya, artan unik itu relatif dan sangat
subjektif. Jadi, tidak perlu diperpanjang apalagi diperlebar.
6.
Tokoh
kita harus ada yang berubah.
Perubahan
yang dialami oleh tokoh itu sangat baik sekali ada dalam cerita film. Tapi,
sebak-baiknya perubahan adalah perubahan yang tidak terlalu ekstrim karena itu
terlalu klise. Seperti seorang fakir miskin menjadi kaya mendadak, dan
sebagainya. Sebenarnya bisa saja mengambbil perubahan yang ekstrim, tapi itu sedikit
membosankan dan terlalu berkhayal. Dalam cerita imajinasipun, perubahan yang
tidak terlalu ekstrim tapi kena di hati lebih mudah diterima oleh penonton.
7.
Unsur
dramatik untuk membumbui cerita
-sunpense
(sesuatu yang menegangkan)
-surprise
-twist
(kenyataan baru, di luar dugaan)
-action
-drama
0 komentar :
Posting Komentar