Cuek, tomboy tapi menggunakan
kerudung. Apakah aneh? Mungkin tidak, tapi ya itulah karakter gadis yang
diperankan oleh Ratih Prastika di film pendek pertama TDM yang
berjudul
Biskuit. Mahasiswi jurusan Jurnalistik UIN Bandung ini, walaupun tidak tomboy, tapi
ada sedikit sifat cuek yang terlintas di raut wajahnya.
Selain aktif di TDM, gadis ini
jugapunya misi rahasia yang tidak bisa disebutkan. Penggemar Sherina ini sangat
menyukai film karya Hanung Bramantyo, bahkan dia punya keinginan untuk membuat
karya yang lebih daripada hanung Bramantyo.
Gadis yang sehari-harinya
dipanggil Yayang ini, mengaku pernah bercita-cita menjadi Pramugari, namun itu
hanya impian semasa kecilnya. Sekarang dia sedang focus mempelajari Jurnalistik
TV dan hal-hal berbau keseriusan lainnya. Hobby gadis ini adalah mengunjungi
acara-acara yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan menambah pengalaman
serta memenuhi nafsu keingintahuannya yang sangat besar. Berikut wawancara kami
dengannya;
Bagaimana rasanya saat pertamakali ditawarin untuk menjadi pemeran
utama di film pendek pertama TDM?
Awalnya sih, ya pasti bingung sama
ragu, ya. Soalnya, kan itu hal baru. Dan belum kebayanng mau gimana dan harus
bagaimana sebenarnya. Tapi bersyukur juga karena sudah dikasih kesempatan dan
pengalaman jadi talent.
Saat di lokasi Shooting, apa yang anda rasakan?
Deg-degan banget. Takut salah,
terus engga enak sama Crewnya yang ngulang terus soalnyakan pake kameranya
Cuma ada satu, jadi kalo engga salah aja harus diulang adegan yang sama untuk
pengambilan angle yang lain apalagi kalau salah. Gerogi pastinya, soalnya
itukan pertama kali.
Ada halangan ga selama proses di lokasi shooting?
Belum terbiasa acting. Kan aku
harus ngelepasin diri, bukan jadi diri sendiri, tapi orang lain. Tapi untungnya
masih memakai kerudung. Kuncinya, ya banyak-banyak reading biar paham dan bisa
acting lebih reflex dan kesannya bisa senatural mungkin.
Bagaimana dengan para crew di mata Ratih?
Crew pada baru semua, tapi
kelihatan banget mereka mencoba dengan semangat untuk seprofesional mungkin,
total, walaupun pengetahuan tentang bikin film juga masih minim, tapi salutnya
mereka engga gengsi buat belajar. Dan itu yang membuat aku semakin termotivasi.
Pengalaman apa yang ga bisa dilupain selama shooting?
Pernah beberapa kali down. Soalnya
proses yang awalnya sudah mencapai 70% eh, taunya malah dirombak 90%. Mulai dari
naskahnya, tempatnya. Jadinya harus diulang dari awal lagi, deh. Tapi, setelah
diganti naskahnya, untungnya malah jadi lebih enteng soalnya proses readingnya
dimatengin.
Yang parah itu, waktu di Balai
Kota Bandung. Kebingungan mencari tempat ganti baju. Jadinya, aku ditutupin
sama temen-temen crew deh buat ganti baju. Terus mana pulang kuliah kan cape,
ya. Jadinya ya, harus istirahat dulu, baru deh mulai.
Minim konflik juga, karena emang
crewnya masih sedikit. Selebihnya sih, jadi motivasi buat berkarrya.
Ada niat buat melanjutkan menjadi aktris professional ga?
Pernah terlintas, sih. Tapi untuk
sekarang mencoba buat jadi produser, sutradara sama DoP dulu, sama mencoba ngulik-ngulik
software buat editan video biar lebih banyak skillnya.
Keinginan kedepannya apa?
Pengen menggarap sebuah film
bergenre drama musikal.
By : K&A
0 komentar :
Posting Komentar